KEPEMIMPINAN MASYARAKAT JAWA



KEPEMIMPINAN MASYARAKAT JAWA
1.      Sifat Kepemimpinan masyarakat Jawa
Kepemimpinan masyarakat jawa bertitik tolak pada pemerintahan yang bersifat kerajaan atau istana sentris. Masyarkat jawa selalu berpedoman pada kehidupan keraton. Mereka menjadikan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai pusat pemerintahan. Walaupun secara nyata kedua kraton tersebut telah bergabung dengan Negara satuan Republik Indonesia namun segala kebijaksanaan yang diambil kedua keraton tersebut selalu dipatuhi oleh masyarakat Jawa terutama yang bermukim di wilayah Yogyakarta dan Surakarta atau Solo. Mereka sangat patuh dengan keputusan rajanya.
Berkaitan dengan sikap terhadap pemimpin, masyatrakat Jawa yng berpijak pada pemerintahan istana sentris masih menganut feodalistik. Feodalistik ialah suatu sikap mental attitude, sikap mental terhadap sesama dengan mengadakan sikap khusus karena adanya perbedaan dalam usia dan kedudukan (Marbangun Harjowirogo, 1989: 11) dalam masyarakat jawa sikap feodalistik ini tercermin dalam penggunaan ragam bahasa Jawa dan sopna santun bertingkah laku.
Uraian di atas berkaitan dengan unsur kebudayaan yaitu dalam hal kepemimpinan, serta sesuai dengan tujuan pranata sosial jawa yaitu agar hidup itu bisa selaras dan seimbang perlunya  kepemimpinan yang dibangun oleh seorang pemimpin membuat, mengatur suatu peraturan dan ditaati oleh masyarakatnya, maka akan tercipta kehidupan yang aman, tentram, dan sejahtera.
Karingkes saka: sarjana dan kuswa. 2009 . Pranata Sosial dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Grafika Indah.

Comments

Popular posts from this blog

pranatacara adicara sedekah bumi

Pranatacara sarasehan budaya

Rumah Tradisional